Jika kamu atau pun kamu mengenal seseorang dengan HIV, kamu mungkin memiliki pertanyaan tentang apakah COVID-19 menimbulkan ancaman medis tambahan bagi penderita HIV. Kami akan menjabarkannya untuk mu di sini:
T: Apa itu COVID-19?
J: COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang paling baru ditemukan. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau pun manusia. Pada manusia, beberapa virus corona diketahui dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih berbahaya seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Seseorang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang memiliki virus tersebut. Penyakit ini dapat menyebar ke orang lain melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau pun mulut yang menyebar pada saat penderita COVID-19 batuk atau mengembuskan napas. Tetesan ini lalu mendarat di benda-benda atau pun permukaan di sekitar orang tersebut. Orang lain kemudian dapat tertular COVID-19 dengan menyentuh benda atau permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Orang juga dapat tertular COVID-19 jika mereka menghirup tetesan dari seseorang dengan COVID-19 yang batuk atau mengeluarkan tetesan dengan cara lain. Inilah mengapa penting untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sedang sakit.
T: Apakah COVID-19 berbahaya bagi orang dengan HIV?
J: Data klinis saat ini menunjukkan bahwa faktor risiko kematian utama COVID-19 terkait dengan usia lanjut dan penyakit penyerta lainnya termasuk penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit saluran pernapasan kronis, dan hipertensi.
Orang yang hidup dengan HIV (ODHIV) yang belum memulai pengobatan atau tidak mencapai jumlah penekanan virus (viral load tidak terdeteksi) melalui pengobatan anti-retroviral kemungkinan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan perkembangan penyakit lainnya.
Jadi, jika kamu mengetahui bahwa kamu positif HIV dan belum memulai pengobatan, segera bicarakan dengan doktermu untuk memulai pengobatan dan menekan virus hingga mencapai viral load tidak terdeteksi dan terus jaga agar tetap tidak terdeteksi.
ODHIV disarankan untuk melakukan tindakan pencegahan yang sama dengan orang-orang lain (misalnya sering mencuci tangan, nenutup mulut ketika batuk, menghindari menyentuh wajah, menjauhkan fisik dari orang lain, mencari perawatan medis jika mengalami gejala, mengisolasi diri jika bersentuhan dengan seseorang dengan COVID-19 dan tindakan lain sesuai arahan pemerintah setempat).
T: Bagaimana dengan orang yang menderita COVID-19 dan HIV+ namun dengan viral load yang tidak terdeteksi?
J: Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan risiko infeksi dan peningkatan keparahan penyakit untuk ODHIV dan saat ini tidak ada kasus infeksi COVID-19 yang dilaporkan di antara ODHIV, meskipun hal ini dapat berubah dengan cepat jika virus menyebar.
ODHIV harus memastikan bahwa mereka setidaknya sudah mengonsumsi obat ARV selama 30 hari, atau memiliki persediaan 3 sampai 6 bulan dan memastikan bahwa vaksinasi mereka mutakhir (vaksin influenza dan pneumokokus).
T: Dapatkah PrEP mencegah COVID-19?
J: Tidak . Tidak ada bukti yang mendukung bagi orang yang negatif HIV untuk dapat menggunakan obat anti-retroviral untuk mencegah penyakit lain. PrEP telah terbukti dan direkomendasikan untuk pencegahan infeksi HIV dan PrEP harus diminum sesuai petunjuk, namun saat ini tidak ada bukti bahwa PrEP dapat digunakan untuk melawan COVID-19.
T: Dapatkah saya menggunakan obat HIV lain untuk mencegah COVID-19?
J: Tidak . Saat ini diskusi dan penelitian masih berlangsung untuk menguji beberapa obat anti-retroviral HIV yang mungkin memiliki kemampuan untuk melawan COVID-19. Uji klinis acak pertama dengan lopinavir/ritonavir menunjukkan bahwa tidak ada manfaat yang ditemukan pada 199 pasien dengan COVID-19 yang parah dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan perawatan standar di rumah sakit.
Artikel ini adalah kontribusi dari PULSE Clinic, jaringan perawatan kesehatan seksual terkemuka di Asia.