Seperti yang terkadang kamu lihat di Grindr, FWB – atau friends with benefits -, adalah jenis hubungan yang cukup umum ditemui pada pria gay. Hal ini merujuk pada hubungan di mana kedua pria bergaul bersama sebagai teman, tapi juga kadang berhubungan seks. Perlu dicatat bahwa FWB berbeda dengan sekedar teman bercinta, atau hubungan romantis; hubungan “friends with benefits” berdasar pada “friendship” atau hubungan persahabatan, bukan seks atau romansa.
Jadi, bagaimana cara kerjanya?
Nikmati saja – untuk saat ini
Berbagai studi menunjukkan bahwa biasanya orang-orang merasa senang dengan hubungan FWB mereka. Sayangnya, hubungan seperti ini biasanya tidak berlangsung lama. Sebuah studi yang mempelajari hampir 200 orang yang berada dalam hubungan FWB menemukan bahwa setelah satu tahun, hanya seperempatnya yang masih menjalani hubungan FWB.
Apa yang terjadi dengan sisanya?
Yah, 15% dari 200 orang tersebut menjadi pasangan romantis; sekitar 30% kembali menjadi teman biasa; dan 30% yang terakhir berhenti berhubungan sama sekali. Hasilnya menunjukkan bahwa FWB tidak hanya akan berakhir pada satu tujuan saja, kecuali, mungkin, bahwa mayoritas FWB tidak berubah menjadi hubungan pacaran.
Bahkan, dari mereka yang menginginkan hubungan romantis sebagai tujuannya menjalankan hubungan FWB, hanya 15%nya yang berhasil. Ketika ada satu saja diantara dua orang yang jatuh cinta dengan yang lainnya, ketidakseimbangan dari dinamika ini dapat menghancurkan hubungan dan bisa menjadi hal yang menyakitkan. Kamu juga harus siap dengan kemungkinan teman FWB kamu mendapatkan pacar dan menyudahi perjanjiannya denganmu.
Bagi kebanyakan orang, FWB hanya berumur pendek karena ketertarikan seksual akan berkurang seiring berjalannya waktu. Apakah kalian akan tetap berteman atau tidak bergantung pada hubungan kalian, apakah lebih berfokus pada komponen persahabatannya atau komponen seksnya.
Satu hal yang menarik yang perlu dicatat adalah ketika mereka kembali menjadi teman biasa, hal itu tidak akan dianggap sebagai “kamunduran” dalam hubungannya. Banyak survei yang melaporkan bahwa mereka justru merasa lebih dekat dengan mantan FWB mereka daripada sebelumnya. Hal ini kemungkinan karena orang-orang ini sudah cukup dewasa untuk mengatasi dinamika FWB yang rumit. Dan, mereka lebih sering berkomunikasi dengan satu sama lain.
Bicarakanlah
Studi yang disebutkan di atas juga menemukan bahwa orang-orang yang tetap memiliki hubungan setelah menyudahi FWB lebih sering berkomunikasi mengenai batasan dan harapan-harapannya, dibandingkan dengan mereka yang berhenti berhubungan sama sekali setelah menyudahi FWB.
Salah satu alasannya adalah banyak orang yang percaya bahwa inti dari FWB adalah hubungan yang kasual dan mudah. Membicarakan tentang FWB sama saja dengan merusak tujuan dibuatnya perjanjian ini.
Tapi apa yang tidak disadari oleh mereka adalah bahwa berkomunikasi tidak harus jadi sesuatu yang menegangkan dan menguras emosi. Setiap hubungan yang berarti membutuhkan perawatan, dan komunikasi adalah bagian yang besar darinya.
Berkomunikasi tentang peraturan, batasan-batasan, dan harapan adalah kuncinya. Jujurlah dengan dirimu sendiri dan FWBmu: Apakah kamu melihat hubungan ini sebagai awal dari hubungan yang berkomitmen? Atau apakah kamu memiliki tenggat waktu untuk mengakhiri hubungan ini?
Kebanyakan hubungan FWB tidak akan bertahan lama. Tapi ketika kamu bisa tetap berteman setelah bagian “benefit” nya berakhir, kemungkinan besar kamu akan memiliki hubungan persahabatan yang lebih kuat dan lebih memuaskan.
Persahabatan, romansa, dan seks tidak harus dimasukkan dalam kotak yang berbeda. Terkadang mereka tumpang tindih, dan menerima hal tersebut dapat membuka banyak kemungkinan.